BANYAK CERITA DI KLENTENG "SAM POO KONG" SEMARANG

SEJARAH DAN SUASANA DI KLENTENG SAM POO KONG

Luar Bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Semarang - 08 April 2024, Saya mengunjungi Klenteng Sam Poo Kong yang berlokasi di Jl, Simongan No.129, Bongsari, Kec. Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah 50148, Indonesia, Puji Syukur saat sampai disana kami mendapati langit yang begitu cerah sehingga bisa mengelilingi kawasan sekitar klenteng Sam Poo Kong yang memiliki luas sekitar 3,2 Hektare , area ini mencakup beberapa bangunan utama, seperti: 

Kelenteng utama tempat pemujaan Laksamana Cheng Ho
Gua batu yang diyakini sebagai tempat persinggahan Cheng Ho
Beberapa kelenteng kecil untuk dewa-dewi lain
Halaman luas untuk acara keagamaan dan budaya 

Dalam Bangunan Klenteng Sam Poo Kong

Pada saat di dalam, saya pun ber-sembayang dengan sembari di arahkan oleh seseorang yang mengurus klenteng tersebut, di sana memiliki 3 bangunan yang di mana saya harus melakukan persembayangan di bangunan nomor 2 dahulu lalu dilanjutkan bangunan nomor 1 hingga ke nomor 3 yang paling terakhir. disana sembayang tidak sesuai urutan. sesudah menyelesaikan persembayangan itu saya akhirnya mulai berkeliling sekitar kawasan Klenteng tersebut dan bertanya-tanya mengenai Sejarah dari Klenteng Sam Poo Kong, Kelenteng Sam Poo Kong merupakan tempat bersejarah yang berkaitan dengan perjalanan Laksamana Cheng Ho, seorang penjelajah Muslim asal Tiongkok dari Dinasti Ming.

Monumen Laksamana Cheng Ho

pada saat saya menanyakan asal usul Laksamana Cheng Ho, ternyata nama dari Sam Poo Kong memiliki arti yang sangat bermakna yang diberikan penjelasan oleh pengurus Klenteng tersebut yaitu;

Nama Sam Poo Kong berasal dari:

  • Sam (三) = Tiga
  • Poo (保) = Pelindung
  • Kong (公) = Orang suci atau tokoh terhormat
Jadi, Sam Poo Kong dapat diartikan sebagai tempat suci yang didedikasikan untuk Laksamana Cheng Ho sebagai pelindung.

Tak hanya itu ternyata Klenteng Sam Poo Kong ini memiliki Fungsi dan Keunikan seperti;

✅ Tempat ibadah bagi penganut Khonghucu, Buddha, dan Taoisme
Wisata sejarah dan budaya yang terbuka untuk umum
✅ Tempat perayaan Festival Cheng Ho setiap tahunnya

Meskipun Cheng Ho beragama Islam, ia tetap dihormati sebagai tokoh penting oleh berbagai kalangan, terutama masyarakat Tionghoa di Indonesia.

Setelah saya bertanya-tanya banyak hal disini, saya kembali mengelilingi Klenteng tersebut yang dimana saya menemukan ukiran dinding yang sangat futuristik dan ketika kita melihatrnya kita bisa membayangkan Sejarah dari seorang Laksamana Cheng Ho.

Ukiran Dinding Sejarah

Klenteng Sam Poo Kong menjadi tempat beribadah bagi berbagai umat baik yang beragama Islam, Kong Hu Chu maupun orang-orang Kejawen. Kegiatan keagamaan di Klenteng Sam Poo Kong dilaksanakan hampir setiap hari oleh warga Semarang yang dimana kegiatan ini bersifat individu. Selain kegiatan keagamaan yang individu terdapat juga kegiatan peribadatan yang melibatkan banyak orang yang dilaksanakan di hari-hari tertentu maupun bulan-bulan tertentu. 

Saya ingin menyampaikan pesan kepada para pembaca disini bahwa Klenteng Sam Poo Kong ini salah satu bentuk kebersamaan antar umat beragama, karena siapapun bisa melakukan sembayang disini karena apa? dalam sejarah di tempat ini kita bersembayang kepada Dewa Laksamana Cheng Ho yang diakui oleh kalangan Masyarakat Kota Semarang pada Tahun 1961-an yang dijelaskan oleh Organisasi PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia).

Organisasi PITI didirikan di Semarang pada tanggal 14 April 1961 oleh Alm. Abdul Karim, Alm. H. Abdusomad (Yap A Sing) dan Alm. Kho Goan Tjin. Nilai-nilai keislaman yang terkandung di Klenteng Sam Poo Kong sebenarnya dari awal kedatangan Cheng Ho hingga wafatnya Cheng Ho, orang-orang Tionghoa tidak memiliki pilihan lain selain menyembah Laksamana Cheng Ho sebagai dewa. Meskipun Cheng Ho merupakan seorang muslim, hanya saja hal ini terjadi karena tidak adanya yang dapat dijadikan leluhur selain Laksamana Cheng Ho dan tidak adanya keturunan yang menganut agama Khong Hu Chu. Sehingga disini terjadi perubahan nilai-nilai keislaman terhadap di sembahnya Laksamana Cheng Ho sebagai Dewa atau leluhur.

Kegiatan keislaman di Klenteng Sam Poo Kong khusunya dilaksanakan di bangunan utama Klenteng yang terletak di makam Kyai Juru Mudi (Wang Jing Hong). Di makam Kyai Juru Mudi lebihh dominan sebagai perantara penyebaran agama Islam. orang-orang dari komunitas Tionghoa seperti PITI sering datang untuk berziarah dan biasanya melalui perantara juru kunci makam. Terdapat dua fungsi dari makam Kyai Juru Mudi, bagian altar depan sebagai tempat pemujaan umat Kong Hu Chu dan bagian belakang dekat Gua Gedung Batu untuk berziarah.

Di makam Kyai Juru Mudi Dampo Awang juga memiliki kegiatan peribadan orang-orang Islam Kejawen yaitu tradisi slametan. Ada beberapa slametan yang dilaksanakan yaitu slametan ruwahan, slametan likuran ( malam 21 Ramadhan), malam satu Sura, dan slametan tahun baru hijriyah. Tradisi slametan tidak banyak diikuti oleh warga sekitar Semarang maupun luar Semarang dikarenakan hanya bersifat pribadi.


Singkat cerita dari kisah perjalanan di Klenteng Sam Poo Kong, Saya ucapkan Terima Kasih kepada para Pembaca semoga sehat selalu dan berbahagia dimanapun Berada.

Follow Instagram @hadihalim99 juga Tiktok @hadihalim99 biar nggak ketinggalan cerita seru.



Posting Komentar

0 Komentar